-->






Iklan

Tuntunan Cara Shalat Jenazah

Cara sholat jenazah dan tuntunan sholat jenazah.
menyolatkan atau menyembahyangkan jenazah/orang yang baru meninggal dalam agama islam ada tuntunanya/tata caranya, sehingga kita tidak boleh asal-asalan menyolatkan jenazah.

cara tuntunan sholat jenazah

Hukum shalat jenazah atau sembahyang untuk mayyit muslim adalah fardlu kifayah, artinya wajib dilaksanakan minimalnya satu orang dan maksimalnya tidak di batasi artinya berapa saja orang yang akan ikut menyembahyangkan jenazah boleh-boleh saja.
Bila secara sengaja sama sekali tak ada yang menyolatkan maka status dosa menimpa umat Islam secara umum.

Menyembahyangkan jenazah adalah salah satu kewajiban kifayah selain memandikan jenazah, mengafani, dan terakhir menguburnya.
Secara teknis cara shalat jenazah berbeda dengan cara shalat wajib lima waktu, karena sholat jenazah tidak menggunakan gerakan rukuk , i’tidal dan sujud.

Tuntunan atau rukun-rukun yang harus dilaksanakan dalam sholat jenazah antara lain :
niat, empat kali takbir, berdiri (bagi orang yang mampu), membaca Surat Al-Fatihah, membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua, doa untuk jenazahnya sesudah takbir yang ketiga, dan salam.

tuntunan shalat jenazah

Berikut tata cara/Tuntunan shalat jenazah :

Rukun sholat jenazah ada delapan, yakni:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
5. Membaca surat Al Fatihah
6. Membaca sholawat Nabi
7. Berdoa untuk jenazah
8. Salam


1.Niat , niat wajib digetarkan dalam hati.
Setelah takbiratul ihram, tangan diletakkan di atas pusar sebagaimana sholat pada umumnya

Niat sholat jenazah (MAYIT ) laki-laki:

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

“Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”

Niat sholat jenazah (MAYIT ) perempuan:

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘ala hadzahihil mayyitati arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala

“Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”


Niat salat gaib yang ditujukan kepada jenazah yang diketahaui identitas dan namanya. Salat gaib untuk jenazah laki-laki


اُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (فُلاَن) اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘alal mayyiti (sebut nama) algha-ibi arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

“Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”

Niat salat gaib untuk jenazah perempuan

اُصَلِّى عَلَى الْمَيِّتَةِ (فُلاَن) اْلغَائِبِةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘alal mayyitati (sebut nama) algha-ibati arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

“Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.


Niat salat gaib , jika jenazah tidak diketahui identitas dan namanya, maka niatnya sebagai berikut;

اُصَلِّى عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ اْلِامَامُ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘ala man sholla ‘alaihil imam arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

“Saya niat salat atas jenazah yang disalati imam empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”


2.Takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah tanpa didahului dengan bacaan doa iftitah terlebih dahulu.

3.Takbir lagi dan diteruskan dengan membaca Shalawat Nabi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad wa ‘alaa sayyidina muhammad kamaa shallaita ala ibraahim, wa ‘ala ali ibrahim, wa baarik alaa sayyidinaa muhammad wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa barakta ala sayyidina Ibrahim wa alaa aali sayyidina Ibrahim fil alamiina innaka hamiidun majiid.

Jika terlalu panjang, bisa dibaca hanya cukup sampai “Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa alaa aali sayyidinaa Muhammad” saja.

4.melakukan takbir lagi dan mendoakan si mayit dengan doa seperti berikut:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Allahummaghfirlahu war hamhu wa ‘aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’ madholahu, waghsilhu bil maa’i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aidzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.

“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim)

Jika terlalu panjang, bisa dibaca hanya sampai, “Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu,” saja.

5.membaca doa berikut:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ وَغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinna ba’dahu wafghfirlanaa wa lahuu

6.mengucapkan salam dengan sempurna ,yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-sholat lainnya (sholat wajib 5 waktu ).

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

7. selesai.

Catatan: Jika jenazah yang dishalati mayit laki-laki, maka menggunakan dhamir hu (هُ) sebagaimana doa di atas. Namun, jika jenazahnya perempuan, maka dhamir hu tersebut diganti menjadi ha (هَا). Jika mayyitnya banyak, maka diganti menjadi hum (هُمْ). Wallahu A’lam.


Keutamaan Sholat Jenazah
Sholat jenazah memiliki keutamaan yang sangat besar. Pahalanya adalah satu qirath, yakni sebesar Gunung Uhud. Jika mengiringi jenazah, menshalatkan dan mengantarkan hingga pemakamannya, pahalanya adalah dua qirath.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ. قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ

“Barangsiapa menshalatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman), ia akan memperoleh pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya (hingga pemakamannya), ia akan memperoleh dua qirath.” Ditanyakan, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Yang terkecil di antaranya semisal Gunung Uhud.” (HR. Muslim)

Demikian kawan muslim dan bagi pembaca non muslim semoga dengan mengetahui keutamaan/pahala mensholatkan jenazah hingga turut memakamkan nya semoga bisa menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT , Amin...
Komentar

Tampilkan

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mengunjungi jasa setting Website / Jasa Pembuatan Website www.jasa-website.web.id semoga bermanfaat , kontak 081399167240

Komputer

+