jasa-website.web.id kembali memberikan tausiah kecil tentang larangan berbicara bohong utuk umat muslim.
Tausiah yang kemaren sudah membahas tentang Bahayanya jika mukmin meninggal masih meninggalkan utang , Keutamaan sholat serta dalilnya.
Menjaga lisan bagi umat muslim memang sangat di utamakan dalam menjalani kehidupan yang sebentar ini di dunia, karena masih ada kehidupan yang abadi yaitu di alam akherat kelak, oleh karena itu walau keadaan kepepet pun bagi orang yang beriman dan bertaqwa akan tetap menjaga lisan untuk berbicara yang benar/sesuai kenyataanya.
Dibawah ini saya akan berikan kumpulan firman ALLAH SWT dan SABDA Nabi MUHAMAD SAW serta riwayat oleh para sahabat rosullullah , bagi kawan-kawan silahkan simak dengan teliti dalil-dalil tentang menjaga lisan bagi umat muslim
Firman Allah SWT :
( Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (70) niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (71) [QS. Al- Ahzaab : 70-71]
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. [QS. Al-Israa' : 53]
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? (2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. [QS. Shaff : 2-3]
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (16) (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17) Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (18) [QS. Qaaf : 16-18]
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu :
1.orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya
2.dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna
[QS. Al-Mu'minuun : 1-3]
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. [QS. Al-Furqaan : 63]
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda;
"Wajib
atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di
surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama
kedurhakaan, dan keduanya di neraka". [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya,
juz 5, hal. 368, no. 5743]
:
Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya jujur itu adalah kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu
membawa ke surga. Dan sesungguhnya seorang hamba memilih berlaku jujur
sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya
dusta itu adalah kedurhakaan, dan sesungguhnya durhaka itu membawa ke
neraka. Dan sesungguhnya seorang hamba memilih berlaku dusta sehingga
dicatat (di sisi Allah) sebagai pendusta". [HR. Muslim juz 4, hal. 2013, no. 104]
:
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata yang baik atau diam". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]
:
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi SAW bersabda :
Orang mukmin itu ialah
orang yang (membuat) orang lain merasa aman dari gangguannya.
Orang
Islam itu ialah orang yang (membuat) orang Islam lainnya selamat dari lesan
dan tangannya. Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan
kejahatan. Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, tidak akan masuk surga,
orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". [HR. Ahmad juz 3, hal.
308, no. 12562]
Dari Sahl bin Sa'ad, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang
mau menjamin padaku apa yang ada diantara dua rahangnya dan apa yang
ada diantara dua kakinya, maka aku jamin untuknya surga". [HR. Bukhari juz 7,
hal. 184]
Dari 'Ubaadah bin Shaamit, bahwasanya Nabi SAW bersabda ;
"Hendaklah
kalian menjamin padaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin
surga bagi kalian :
1. Jujurlah apabila kalian berbicara
2. Sempurnakanlah
(janji kalian) apabila kalian berjanji
3. Tunaikanlah apabila kalian diberi amanat
4. Jagalah kemaluan kalian
5. Tundukkanlah pandangan kalian (dari ma'shiyat)
6. Tahanlah tangan kalian (dari hal yang tidak baik)
"[HR. Ahmad juz 8,
hal. 412, no. 22821, dla'if karena Al-Muththalib tidak mendengar dari 'Ubaadah bin Ash-Shaamit]
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami,
maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan
yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka
janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dhalim itu sesudah teringat
(akan larangan itu). [QS. Al-An'aam : 68]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedeqah, atau berbuat
ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah, maka kelak Kami
memberi kepadanya pahala yang besar. [QS. An-Nisaa' : 114]
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfa'at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil walaupun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah
janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,
[QS. Al-An'aam : 152]
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. [QS. An-Nisaa' : 9]
Hadits-hadits Rasulullah SAW :
Dari 'Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Wajib
atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada
kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang
berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang
yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu
membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan
terus menerus seseorang itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat
di sisi Allah sebagai pendusta". [HR. Muslim juz 4, hal. 2013 no. 105]
:
‘Abdullah (bin Mas’ud) berkata : Nabi SAW bersabda, “Mencaci orang Islam itu
merupakan kefasiqan, dan membunuhnya merupakan kekafiran”. [HR. Bukhari
juz 8, hal. 91]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang muslim itu
adalah orang yang orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan
orang yang berhijrah itu ialah orang yang berhijrah dari apa yang Allah
melarang dari padanya”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]
Dari Abu Syuraih RA, ia berkata, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
sesuatu yang menyebabkan aku masuk surga". Beliau SAW bersabda, "(Yang
menyebabkan kamu masuk surga yaitu) ucapan yang baik, menebarkan salam,
dan memberi makan". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 257, no.
504]
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tanda kemunafiqan itu
ada tiga :
1. Apabila berbicara ia berdusta
2. Apabila berjanji menyelisihi
3.
Apabila diberi amanat ia khianat". [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]
Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Ada empat hal
barangsiapa yang empat hal itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq
yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat
hal itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia
meninggalkannya, yaitu :
1. Apabila diberi amanat ia khianat
2. Apabila
berbicara ia berdusta
3. Apabila berjanji menyelisihi
4. Apabila bertengkar
ia curang [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada para
shahabatnya)
“Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah
kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada
yang bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan
saudaraku itu memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah
SAW bersabda, “Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu
katakan, maka sungguh kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika (apa
yang kamu katakan itu) tidak ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat
buhtan (kebohongan) kepadanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2001, no. 70]
Dari 'Abdullah bin 'Amr, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ;
"Ada empat
hal apabila ada padamu maka tidak menyusahkanmu kehilangan dunia. yaitu :
1. menjaga amanah, 2. jujur dalam berbicara, 3. bagus perilakunya, dan 4. tidak
rakus terhadap makanan". [HR. Ahmad, juz 2, hal. 591, no.6664, dla'if karena
dalam sanadnya ada perawi bernama Ibnu Lahii'ah]
Dari Abul Hauraa' As-Sa'diy, ia berkata : Aku bertanya kepada Hasan bin 'Aliy,
"Apa yang kamu hafal dari Rasulullah SAW ?". Ia berkata : Aku hafal dari
Rasulullah SAW (beliau bersabda), "Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu
(berpindahlah) kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, karena jujur itu
adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 77,
no. 2637, ia berkata : Ini hadits shahih]
:
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah beriman
seorang hamba dengan iman sepenuhnya sehingga ia meninggalkan berdusta
dalam bergurau dan meninggalkan berbantah meskipun ia benar". [HR. Ahmad
juz 3, hal. 268, no. 8638]
Dari Abdullah bin 'Aamir, ia berkata, "Pada suatu hari ibu saya memanggil
saya, pada waktu itu Rasulullah SAW sedang duduk di rumah kami. Ibu saya
berkata, "Kesinilah ! kamu saya beri". Maka Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah betul engkau akan memberinya ?". Ibu saya berkata, "Saya akan
memberinya kurma". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada ibu saya,
"Ketahuilah, sesungguhnya kamu jika tidak memberi sesuatu kepadanya
niscaya kamu dicatat dusta". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 298, no. 4991, dla'if
karena dalam sanadnya ada perawi seorang laki-laki dari maula 'Abdullah bin
'Aamir, ia majhul]
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan
berkumpul keimanan dengan kekafiran di hati seseorang, begitu pula tidak
akan berkumpul bersama-sama kejujuran dengan kedustaan, dan tidak akan
berkumpul bersama-sama khianat dengan amanat". [HR. Ahmad juz 3, hal.
261, no. 8601, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Ibnu Lahii'ah]
:
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan lurus
iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya
sehingga lurus pula lisannya. Dan tidak akan masuk surga orang yang
(membuat) tetangganya itu tidak aman dari kejahatannya". [HR. Ahmad juz 4,
hal. 395, no. 13047]
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah masuk
surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya". [HR.
Muslim juz 1, hal. 68, no. 73]
Dari Abu Hurairah bahwasanya ada seorang laki-laki yang bertanya, “Ya
Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah rajin (banyak) melakukan shalat, tetapi
dia sering menyakiti orang dengan lisannya”. Beliau SAW bersabda, “Ia di
neraka”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah
tidak begitu rajin (banyak) shalatnya dan puasanya, dan sesungguhnya ia
bersedeqah dengan potongan-potongan keju, tetapi dia tidak menyakiti
tetangganya”. Beliau SAW bersabda, “Ia di surga”. [HR. Ibnu Hibban juz 13,
hal. 76, no. 5764]
:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Ditanyakan kepada Nabi SAW,
“Sesungguhnya si Fulanah biasa puasa di siang hari dan shalat malam, tetapi
dia sering menyakiti tetangga dengan lisannya. Beliau SAW bersabda, “Tidak
ada kebaikan padanya, dia di neraka”. Lalu ditanyakan kepada beliau,
“Sesungguhnya si Fulanah hanya melakukan shalat wajib, puasa Ramadlan
dan bersedeqah dengan beberapa potong keju, tetapi ia tidak mau menyakiti
seorangpun dengan lisannya”. Beliau SAW menjawab, “Dia di surga”. [HR.
Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 184, no. 7305]
Dengan demikian umat muslim dalam menjalankan kehidupan sehari-sehari harus tetap kontrol menjaga lisan jangan sampai menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi/golongan
Tantangan Terberat bagi umat muslim jika sedang di uji dalam kedudukan pangkat drajat adalah kejujuran.