-->






Iklan

Kisah Menjelang Nabi Muhamad saw Wafat

Dalam kisah di saat menjelang nabi muhamad saw wafat ini akan di ceritakan / dikisahkan beberapa hal pengorbanan baginda rasul nabi besar muhamad saw dalam mengajarkan agama islam (dahwah-dahwah beliau) di saat akan memberikan dahwah di suatu desa nabi muhamad saw di lempari batu sampai berdarah-darah.

kisah di saat nabi muhamad saw wafat

Dalam menyampaikan doa-doa untuk seluruh umat nya di dunia ini sampai nabi muhamad saw menangis semalaman hanya di karenakan sang rasul memikirkan umatnya untuk nantinya setelah di tinggalkan oleh beliau (wafat).

inilah kisah nabi muhamad saw dalam perjuangan menyebarkan akidah islam hingga di saat menjelang nabi muhamad saw wafat meninggalkan kita semua.

TANGISAN BAGINDA NABI MUHAMAD SAW SEPANJANG MALAM
Pada suatu malam Baginda Nabi pernah menangis sepanjang malam dan beliau sholat hingga waktu subuh sambil terus menerus membaca ayat:

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
yang artinya :
"Jika Engkau siksa mereka sesungguhnya mereka adalah hamba hamba-Mu. Dan jika Engkkau mengampuni mereka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Al Maidah: 118)

Begitu mulianya Baginda Nabi sehingga dalam Al Qur'an Allohﷻ mengabadikan besarnya kasih sayang dan pengorbanan beliau untuk ummatnya. Kasih sayang itu, bahkan menjadi sifat Rosulullohﷺ yang difirmankan Allohﷻ :

قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

yang artinya :
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS. At-Taubat : 128)

Rosululloh ﷺ senantiasa menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi ummatnya, meskipun pada saat itu mereka masih menentang dakwah Rosululloh ﷺ. Bahkan memusuhi dan menyakiti hati Sang Nabi. Rosululloh ﷺ tidak ingin ummatnya diadzab Alloh ﷻ, meskipun malaikat telah datang menawarkan bantuan, seakan malaikat itu sudah tidak sabar dengan penderitaan Muhammad ﷺ akibat permusuhan kaum/kabilah tertentu.
Hari itu, Rosululloh ﷺ berdarah-darah. Kakinya terluka oleh lemparan batu penduduk Thaif. Bukannya menerima dakwah Rosululloh ﷺ, mereka justru mengusir Rasulullah dengan cacian dan batu. Betapa sedih hati Rosululloh ﷺ saat itu. Kesedihannya bukan karena merasakan sakitnya darah mengalir, tetapi karena ummatnya belum mendapat hidayah. Jika air mata Rosululloh ﷺ berlinang pada saat itu, itu bukan karena perihnya luka, tetapi karena sayangnya beliau kepada ummať.

Rosulullohﷺ kemudian bersimpuh, berdoa kepada Allohﷻ dengan doa yang menyayat hati, terutama bagi Zaid bin Haritsah yang menemani beliau saat itu: "Ya Alloh, kepadaMu juga aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku dan kehinaanku di hadapan manusia. Engkau Yang Paling Pengasih, Engkau adalah Tuhannya orang-orang lemah, Engkaulah Tuhanku, kepada siapa hendak Kau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak peduli asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas rahmat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung dengan DzatMu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahanMu kepadaku atau murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan kekuatan selain denganMu"

Saat itulah kemudian malaikat datang kepada beliau dengan menawarkan bantuan untuk menghukum penduduk Thaif. "Wahai Rosululloh, berilah aku perintahmu. Jika engkau mau aku menghimpitkan kedua bukit ini pun niscaya aku akan lakukan!"
Rosululloh ﷺ menjawab, "Jangan... Jangan! Bahkan aku berharap Alloh ﷻ akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allohﷻ semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun... !" Berkat doa Rosululloh ﷺ ini, beberapa tahun kemudian penduduk Thaif menjadi ahli tauhid. Bahkan ketika ada kasus murtad sepeninggal Rosululloh ﷺ, Thaif merupakan salah satu daerah yang steril dari kemurtadan.

KISAH SAAT MENJELANG NABI MUHAMAD SAW WAFAT
Kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad ﷺ yang tidak kalah besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Saat itu, Malaikat maut ditemani Jibril datang kepada beliau mengabarkan hendak mencabut nyawa beliau.
“Bolehkah aku masuk?” kata seseorang yang mengetuk pintu rumah Rosulullohﷺ. Saat itu Fatimah menunggui sang Nabi.
“Maaf, ayahku sedang demam,” jawab Fatimah.
Tetapi, Rosulullohﷺ yang tahu bahwa tamu itu adalah malaikat, beliau menyuruh Fatimah mempersilakan. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” Fatimah menahan tangis, sadar akan berpisah dengan ayah tercinta.
Malaikat maut datang menghampiri, lalu mengajak Jibril setelah Rosulullohﷺ menanyakannya.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Alloh ﷻ?” tanya Rosululloh ﷺ, suaranya telah melemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ” kata Jibril.
Di saat seperti itu, Rosululloh ﷺ tetap memikirkan ummatnya. Beliau tidak puas dengan jawaban Jibril untuk beliau saja.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini wahai kekasih Alloh?” tanya Jibril. “Wahai Jibril, bagaimana dengan nasib ummatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rosululloh, aku pernah mendengar Allohﷻ berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali Ummať Muhammad ﷺ telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Setelah itu, sesuai perintah Alloh ﷻ, malaikat maut perlahan-lahan mencabut ruh Rosululloh ﷺ. Fatimah dan Ali yang duduk di dekat Nabi tak kuasa menahan air mata. Bahkan Jibril juga tak "tega." Namun, Rosululloh ﷺ justru meminta agar beliau menanggung sakaratul maut ummatnya.
“Ya Alloh, dahsyat sekali sakaratal maut ini, biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, jangan (beratkan sakaratul maut) pada ummatku," pinta Rosululloh ﷺ. Setelah berwasiat “Ummatii, ummatii, ummatiii!” beliaupun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sang Nabi terakhir yang sangat mencintai ummatnya itu pun menghadap Allohﷻ untuk selamanya. Fatimah dan Ali tak kuasa menahan duka dan kesedihan.

Sahabatku semua semoga kisah pengorbanan nabi muhamad dalam menyiarkan agama islam hingga nabi muhamad wafat ini bisa bermanfaat dan dapat menambah keimanan dan kecintaan kita pada Beliau Nabi Muhammad ssaw dan bisa merubah sifat-sifat dari rasa iri dengki sirih dan yang lainya sehingga bisa mempunyai sifat-sifat yang bisa bermanfaat bagi umat yang lainya amin...

اللهم صل وسلم وبارك على حبيبك محمد نورك الساري وعلى آله وأصحابه أجمعين إلى يوم الدين
Komentar

Tampilkan

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mengunjungi jasa setting Website / Jasa Pembuatan Website www.jasa-website.web.id semoga bermanfaat , kontak 081399167240

Komputer

+